A morning talk

pagi ini janjian ketemuan sama miss amel, ibu kepala sekolahnya titan. beruntung banget enggak usah nungguin lama-lama, karena soon as i tugged my son to his class there she stepped-in to the school alley and bumped into me.

terus cerita deh, soal criminal fraught kemarin waktu ada telfon dari yang enggak dikenal; bilang titan kecelakaan di sekolah dan minta segera datang ke rumah sakit membawa perlengkapan yang tidak tersedia. dan ternyata, sudah banyak kejadian seperti ini melanda beberapa orang tua siswa. ini kali ke tujuh setelah terakhir kejadian tahun 2012. cut story short, ya marilah kita selalu berhati-hati untuk selalu cek-ricek ya, walau kalo udah panik kaya gitu bisa aja lupa segalanya.

tapi maaf ya, saya males nulis detail tentang kejadian penipuan kemarin. males nginget-ingetnya. lagian pasti udah pada pernah denger juga soal cerita-cerita kaya gitu. nah, selain laporan soal penipuan itu; saya juga ngobrol yang lain sama miss amel. kali kemarin saya berdiskusi gimana cara menghadapi titan yang akhir-akhir ini agak anxious menghadapi sekolah dan hidupnya. takut dapet warning, enggak mau sekolah sampai sixth grade karena takut pelajarannya makin sulit, takut enggak pintar, takut enggak dapat kerjaan dan enggak bisa beli rumah besar. duh!

akhirnya pagi itu dipanggil juga miss ami, psikolog sekolah. kita semua menelaah kembali berkas-berkas  hasil observasi psikolog saat titan ikut test masuk sekolah 2 tahun yang lalu. semua ini untuk mengingatkan apakah titan anak kinestetik, visual, atau apa. mungkin ada cara mengajar yang enggak masuk ke diri titan.

dari semua berkas itu, terlihat titan termasuk anak visual dengan attention to details yang sangat besar. ini, mengacukan dia pada anak yang perfeksionis. terlihat dari cara ia menggambar sesuatu yang begitu detail dan garis haruslah lurus. perfeksionis, bisa beda tipis dengan melodrama dan rasa percaya diri yang rendah; kalau saja semua yang dia bayangkan tidak sepenuhnya kejadian.

nah, kayanya akhir-akhir ini dia lagi terserang sama rasa percaya diri yang rendah karena kekecewaan pada dirinya sendiri. misalnya unfinished worksheets; dimana dia keteteran karena salah dia sendiri enggak bisa fokus ngerjain gara-gara satu kelompok sama anak bawel yang ngajak ngobrol melulu. kemudian soal ketakutan dapat warning (lagi) dari guru; karena pernah dapat warning beberapa hari sebelumnya. padahal, batas warning setiap hari (sesuai ketentuan kelas yang telah disepakati bersama seisi warga kelas termasuk guru dan siswa) dalam sehari maksimal 3x. dan yang paling besar, adalah pikirannya sendiri tentang semakin sulitnya pelajaran di tahun-tahun mendatang. semua itu bikin dia beban.

duh, kasihannya anakku. berat banget kayanya hidupnya :') 

sepulang dari sekolah, saya mendapat tugas untuk terus observasi dan memupuk acknowledgement terhadap titan. bukan pujian. and please, to be more detail on the process. karena anak itu tauk kalo kita cuma asal muji. saya juga mendapat tugas untuk memupuk rasa 'it is okay to be imperfect' seperti masakan bunda yang tidak sesuai harapan, seperti keinginan yang tidak semuanya terpenuhkan, it is okay to make mistakes, and it is always good to forgive ourselves.

oh waw ... tiba-tiba jadi ingat campaign-nya Diesel 'let's be stupid' :')

sampai di rumah, saya bikin conference dengan orang-orang di sekitar. well, you know ... hal-hal di atas mungkin lebih sering kita dengar sebatas konsep. dan mungkin lebih lumrah di telinga dan kepala angkatan-angkatan kita. karena saya tinggal berdekatan dan bersinggungan dengan orang tua saya, yaitu aki-nini titan, yang suka lumayan kolot. kadang tidak membiarkan anak melakukan kesalahan dan 'gatel' banget pengen mengkoreksi.

so yeah, toughness comes from that part.

so, mulai hari ini saya akan belajar lagi untuk terus dan terus memberi acknowledgement dan memberi masukan. i'll help you and be there for you as you grow, son. have faith things will be fine.

Comments

Popular Posts