perasaan itu, masih tetap sama.

Baru enam tahun menjadi ibu. Baru lima bulan lebih jadi ibu beranak dua. Belum pernah ada perasaan yang lain kalau anak-anak sakit. Rasanya cuma satu. Sedih. Tabiatnya pun cuma satu. Panik. Maunya cepet-cepet ke dokter. Kalau kenapa-kenapa maunya langsung SMS dokter, jam empat pagi sekalipun. Syukurlah punya kakak ipar dokter dan dokternya anak-anak juga selalu ngebales walaupun di-SMS di jam-jam 'aneh' sekalipun.

Untuk kasus Luna kemarin, saya paniknya bukan kepalang saat dia demam tinggi berulang. Berbagai hipotesa lalu-lalang di kepala, padahal punya ilmu kedokteran juga enggak. Enggak tidur (itu sih biasa ya, namanya juga punya bayi dan pekerja iklan) dan stress membuat saya merasa masuk angin keesokan harinya. Pusing bukan kepalang. Muntah-muntah. Kerokan tanpa hasil gemilang kepala ces pleng. Dan ternyata setelah di cek, ... ya ampun saya mendadak darah tinggi! 139 / 97 itu hitungannya sangat tinggi bagi saya yang biasanya 100 / 67.

Sekarang, setelah sebulan virus flu-demam itu muter-muter di rumah, ndelalah balik lagi ke Titan. Sampe bingung gimana harus memutus rantainya.

Kalau ditilik ke belakang, saya bingung apa yang salah. Kayanya udah melakukan segala yang terbaik yang saya bisa, terutama untuk Titan yang (menurut saya) sering sakit. Titan sampe punya tiga dokter. Dokter Noenoeng Rahajoe sp.A untuk alerginya, Dr. Widodo Judarwanto untuk picky eating habitnya dan Dr. Rossie di RS. Gandaria untuk regular check-ups. Tapi ya tetap aja, ... tetap panik dan tetap sedih banget kalau dia sakit seperti sekarang ini.

Kadang saya berpikir, apa karena dulu waktu hamil Titan ada virus Rubella dan CIMV di tubuh saya sehingga dokter harus memberi booster daya tahan tubuh selama hamil. Titan memang lahir sehat, kuat dan tidak pernah sakit pada awalnya. Pertama kali sakit saat Titan berumur 8 bulan, jauh banget sama Luna yang demam pertama kali di usia hampir 5 bulan. Tapi setelah Titan lahir dan saya tidak lagi mengkonsumsi obat itu, baru terasa bahwa sepertinya daya tahan tubuh Titan kurang baik.

Titan, Titan kenapa Bunda udah enggak kerja eh malah jadi lebih sering sakit? 

Enggak tahu Nda, Titan juga enggak pengen sakit. Titan tau sakit itu ngerepotin Bunda. 

Bukan itu. Jadi orang tua memang harus mau repot dan Bunda enggak keberatan untuk jadi repot. Tapi kan yang kasian badannya Titan sendiri, setiap kali mau besar eh enggak jadi karena sakit. Makanya harus makan yang bener, jangan pilih-pilih. 

Ah, ... jadi sedih. Lagi sakit aja, anakku itu masih bisa berempati sama Bundanya ini.

Cepet sembuh ah, Nak. Ini kan liburan, masa sakit?
Kasian tu papan tulisnya sendirian aja enggak ada yang gambarin.

Oke? Sehat ya, Nak!

Comments

Popular Posts