Celoteh dua lelakiku

Tadi malam, saya mencuri dengar Titan bicara dengan akinya. Kali ini, soal jadwal mengaji. Sudah beberapa bulan ini memang Titan punya kegiatan tambahan mengaji sehabis Maghrib sama akinya. Tapi, mereka memang tidak punya kesepakatan soal jadwal. Kalau akinya inget, ya ngaji. Kalau Titannya lagi pengen, ya minta ngaji. Yang repot adalah kalau akinya lagi semangat dan anaknya lagi nggak mood terus suka dipaksa. Ini yang saya suka keberatan juga. Tapi being a nice kid, biasanya Titan menurut saja untuk mengaji. Tapi cuma sebentar.

Ndelalah beberapa hari yang lalu, anak ini sudah membuat jadwal kegiatan sepulang sekolah. Saya juga cukup amazed sih waktu dia memutuskan bikin jadwal ini. Waktu saya tanya kenapa dia butuh jadwal, menurut dia terlalu banyak yang harus dilakukan sepulang sekolah dan dia selalu lupa. Akhirnya, dia punya ide untuk membuat time schedule dan saya sebagai supporter membiarkan dia mengatur waktunya sendiri.

Lucunya, setelah anak ini membuat jadwal, dia cukup konsisten menjalaninya. Apa yang tidak sesuai, akan dia revisi. Dikurangi atau ditukar waktunya. Termasuk jadwal mengaji ini.

Awalnya, dia menaruh jadwal mengaji setelah makan malam. Karena setelah sholat maghrib, dia menaruh jadwal membaca buku / blogging. Tapi setelah hari pertama dijalanin, kayanya Titan sudah terlalu mengantuk untuk mengaji setelah makan malam. Di hari ke dua, dia minta izin untuk menukar jadwal mengajinya sehabis sholat maghrib dan blogging setelah makan malam.
Di hari ke tiga, Titan minta izin lagi untuk merevisi lagi jadwal mengajinya yaitu menjadi dua hari sekali, berselang seling. Nah, untuk ini aku minta dia untuk ngobrol sendiri dengan akinya. Ini kata mereka.

T: Aki, Titan ngajinya selang seling aja ya. Hari ini ngaji, besok nggak. Besoknya lagi ngaji, besoknya lagi nggak.

A: Lho, kenapa?

T: Kan di sekolah aja nggak setiap hari belajar religion.

A: O, jadi mau disamain sama jadwal religion di sekolah?

T: Enggak juga sih, kalau disamain terlalu lama. Selang seling aja, Ki. Karena Titan udah punya jadwal dan kemaren itu nggak semua jadwalnya Titan bisa dikerjain. Jadi musti gantian. Hari ini ngaji, besoknya blogging, besoknya lagi ngaji, besoknya lagi blogging. Gitu.

A: Nanti kalau nggak exercise sering-sering, ngajinya jadi lupa.

T: Bukan exercise, aki. Exercise itu main atau lebih physical.

A: Iya, maksud aki latihan ngaji.

T: Kalau latihan itu practice.

A: Iya deh, practice. Nanti lupa kalau selang seling.

T: Enggak ah. Buktinya Titan udah lama nggak ngaji tapi semalam masih bisa bacanya. Iya, kan?

A: (skak mat. Cuma diem aja) Ya udah deh kalau maunya gitu.

Hahaha ... aku senyum-senyum aja mencuri dengar dari meja makan. Lucu sih melihat dua lelakiku yang bertaut usia enam puluh tahun negosiasi soal jadwal ngaji. Aki yang (seperti biasa suka memaksa) dan kamu Malicca, yang dengan tenang, bicara lancar dan tegas membela idemu tentang jadwal (Bunda is so proud!).

All in all, I am so grateful for having them both.
*wiiiiiide smile.*

The Schedule






Comments

Popular Posts